SURABAYA – Debat perdana Calon Bupati Situbondo digelar di Studio JTV Surabaya, Kamis (10/10) malam. Debat ini mengambil tema perekonomian yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan memajukan daerah.
Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Situbondo nomor urut 1 Yusuf Rio Wahyu Prayogo-Ulfiyah memiliki program dan jawaban lebih realistis, sedangkan nomor urut 2 Karna Suswandi-Khoirani terbilang tak menguasai materi. Yusuf yang didampingi Ulfiyah menyatakan Situbondo harus naik kelas, tentunya dengan semangat entrepreneur mindset.
“Jika Mas Rio dan Mbak Ulfi terpilih, seluruh stakeholder di Pemkab Situbondo tidak hanya menjadi administratur. Namun, menjadi pejuang UMKM,” ujar Rio.
Sementara itu, Karna berjanji akan melibatkan 5.000 pemuda UMKM yang diharapkan mampu melahirkan sepuluh ribu produk. Dia sempat dikejar pertanyaan oleh Rio cara merealisasikannya, tetapi tak mampu memberi jawaban spesifik. Perdebatan kembali terjadi seusai pembawa acara memberi pertanyaan terkait tingginya angka kemiskinan di Situbondo yang posisinya malah di atas Pemprov Jatim.
Perdebatan kembali terjadi seusai pembawa acara memberi pertanyaan terkait tingginya angka kemiskinan di Situbondo yang posisinya malah di atas Pemprov Jatim.
“Kami memberi bantuan bedah rumah layak huni dan jambanisasi,” jawab Karna. Selanjutnya giliran Rio menjawab dengan menyebut solusi menekan angka kemiskinan harus dengan pendekatan entrepreneur mindset, seperti yang disampaikan di awal bersama Ulfi.
“Kita harus mengedepankan cara pandang entrepreneur. UMKM di Situbondo perlu dijembatani oleh pemimpinnya, Bupati bersama Wakil Bupati Situbondo,” katanya.
Rio menimpalinya seupaya UMKM di Situbondo naik kelas harus ada keberpihakan pemimpin.
“Tidak boleh lagi mengimpor tenaga kerja dari luar Situbondo. Kita harus memprioritaskan pekerja lokal,” ucapnya.
Ulfi menambahkan pemimpin di Situbondo harus berani mengambil sikap, menjadi brand ambassador untuk produk lokal yang dihasilkan UMKM di daerahnya.
“Situbondo memiliki produk lokal yang menawan. Namun, belum dieksplorasi dengan baik,” tutur Ulfi.
Rio kemudian melempar pertanyaan terkait seberapa jauh Karna bersama Khoirani selama memimpin Situbondo, melakukan fungsi kebijakan untuk mengoptimalkan pembangunan UMKM. Karna menjawab dengan mengeklaim setiap OP harus memiliki inovasi untuk efisiensi anggaran agar Situbondo bisa sejajar dengan daerah lain. “Inovasinya benih bibit padi unggul. Bibit mangga arum merah, jawabnya.
Namun, jawaban tersebut dinilai Rio dan Ulfi tidak relevan, bahkan menyimpang dari pertanyaannya.
“Izin Pak Karna, jawaban anda kami tidak mendapatkan poinnya,” timpal Rio.
Sebab, kata Rio, Pemkab Situbondo butuh data sebagai bekal untuk menawarkan segala potensi yang dimiliki Situbondo kepada investor.
“Sebab dengan data, kita mampu meyakinkan investor menanamkan modalnya di Situbondo. Mohon maaf, selama kepemimpinan Pak Karna dan Bu Nyai, kami tidak menemukan itu,” ucapnya.
“Karna kembali mengeklaim sejak dirinya memimpin Situbondo, investasi naik. Naiknya investasi karena inovasi Namun Karna kembali mengklaim, bahwa sejak dirinya memimpin Situbondo, investasi naik. Kata Karna, naiknya investasi di Situbondo karena inovasi. Perdebatan kembali terjadi, saat host menanyakan tentang keberpihakan pemimpin di Situbondo atas peran Gen Z sebagai pilar penguatan UMKM. “Ke depan akan terus berusaha supaya masyarakat Situbondo bisa sejahtera,” tegas Karna.
Jawaban Karna itu kembali membuat Rio-Ulfi tidak puas. Bahkan lagi-lagi kata Rio, jawaban Karna melenceng dari pertanyaan pembawa acara.
“Izin Pak Karna, saya tidak mendapatkan poinnya lagi,” ujar Rio.
Menurut Rio, jawaban Karna sama sekali tidak menyinggung Gen Z yang ditanyakan host debat.
“Izin saya bantu menjawab pak Karna. Gen Z di Situbondo butuh creative hub. Seperti ini sudah dikerjakan daerah maju seperti Bandung, Solo, dan daerah lainnya. Gen Z Situbondo membutuhkannya,” tuturnya. (Red)