Batang, pelopornews.co.id — Sebuah video yang menampilkan seorang Maftuhin (Kades Lebo) Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang, viral di media sosial dan menuai beragam reaksi. Dalam video tersebut, terlihat Kades marah dan menggebrak meja saat dikonfirmasi oleh beberapa awak media.
Cuplikan tersebut menjadi perbincangan hangat, tidak hanya di kalangan warganet tetapi juga memancing kritik dari sejumlah pihak, termasuk Ketua Sekber Wartawan Indonesia (SWI) Pekalongan Raya, Slamet menyayangkan sikap pejabat publik tersebut yang dinilainya tidak mencerminkan etika dan tanggung jawab pejabat publik atau kepala desa (Kades).
Menurut Slamet, Sikap tidak terpuji ditunjukkan oleh seorang oknum kepala desa ketika sejumlah wartawan mencoba meminta konfirmasi terkait penggunaan dana desa di kantor desa. Bukannya memberikan penjelasan secara terbuka dan transparan, sang kades justru bersikap arogan saat proses pengambilan video dilakukan oleh wartawan. Selasa (22/4/2025).
“Perilaku tersebut tentu memunculkan pertanyaan besar dari publik, ada apa sebenarnya di balik pengelolaan Dana Desa tersebut hingga membuat kepala desa bersikap tertutup bahkan emosional? Dalam era keterbukaan informasi seperti saat ini, seharusnya aparat pemerintahan bersikap kooperatif terhadap fungsi kontrol sosial yang dijalankan oleh media”tegasnya.
Slamet menilai, sikap arogan dan menghindari konfirmasi hanya akan memperkeruh citra pemerintah desa di mata masyarakat. Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci utama dalam membangun kepercayaan publik terhadap pemerintah. Diharapkan insiden ini menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang untuk menegakkan etika dan profesionalisme dalam pelayanan publik.
Sementara itu, Aris Apriadi selaku Pimred Roban menyebut situasi saat Maftuhin (Kades Lebo) gebrak meja, berteriak sembari mengacungkan jari ke wajah Jurnalis serta memaksa untuk menghapus gambar. Sementara ijin wawancara sudah dilakukan bahkan sebelumnya Kades pun sudah menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh awak media.
“Saya kurang tau, mungkin Pak Kades Lebo lagi gak mod tuk diwawancarai atau berasumsi lain dengan kedatangan saya dikira mau minta duitnya atau mungkin ada hal lain apa yang bliau pikirkan saya bingung dan gak paham. Karena jelas niat dari awal tujuan kami Roban TV adalah bermaksud sebagai penyeimbang sebuah pemberitaan, lha kox malah dapat perlakuan kasar seperti ini”ujarnya.
Masih lanjut Aris, Beliau harusnya bisa mengklasifikasikan setiap person insan pers. sedangkan saya selain saat buat berita pelantikanya dulu, baru kali ini saya kembali bertatap muka lagi sama beliau.
Ia juga berpesan, “Saran saya untuk Pak Kades Lebo harus terbiasa dengan berita sebagai sistem kontrol kinerja, dan munculnya istilah (Oknum) itu karena dalam satu pofesi, setiap person tentu memiliki ways of working dan improfisasi yang berbeda jadi jangan disama ratakan,” Ucap Aris saat dikonfirmasi.
Hingga berita ini tayang dari pihak kades maupun Pemerintah Desa Lebo saat dikonfirmasi belum ada penjelasan masih enggan memberikan keterangan secara resmi terkait videonya yang sudah viral. (Edy/Ff)