Eksekutif, Opini

Opini : Hari Pahlawan Mendorong Tercapainya Pembangunan Disegala Bidang


Penulis : Redaksi Pelopornews

Opini : Hari Pahlawan Mendorong Tercapainya Pembangunan Disegala Bidang

Keterangan Foto : Muhammad SA., SH., C. NSP - Ketua Umum Yayasan Bantuan Hukum Pelopor.

Merdeka..!

Surabaya, Pelopornews.co.id – Hari Pahlawan yang diperingati setiap Tahun tepatnya tanggal 10 November merupakan salah satu hari bersejarah bagi bangsa Indonesia.

10 November dipilih untuk menghormati para pejuang yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam Pertempuran di kota Surabaya pada tahun 1945.

Peringatan Hari Pahlawan berawal dari terjadinya pertempuran heroik di Surabaya, ketika itu tentara dan milisi pro-kemerdekaan Indonesia berhadapan dengan pasukan Britania Raya atau pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Inggris dan Belanda (NICA).
Tentu saja dianggap peperangan yang tidak seimbang karena penilaian dari peralataan persenjataan canggih lawan senjata tradisional.

Dalam peristiwa bersejarah itu, salah satu tokoh yang paling terkenal dalam peristiwa itu adalah Bung Tomo, seorang pemuda melalui siaran radio membakar semangat rakyat untuk terus melakukan melawan terhadap penjajah.

Bagaimana sejarah panjang dan tujuan dari peringatan Hari Pahlawan setiap 10 November ? Berikut ulasan tentang Hari Pahlawan 10 November.

Masih ada juga yang bertanya tentang apa siapa yang disebut pahlawan.

Di kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pahlawan merupakan seseorang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam memperjuangkan kebenaran, atau seorang pejuang yang gagah dan berani.

Maksudnya, menjadi seorang pahlawan bukanlah hal yang mustahil bagi siapa pun. Setiap individu yang berjuang untuk membela negara/ kebenaran memiliki peluang untuk dianggap sebagai pahlawan.

Dalam konteks kebangsaan, gelar pahlawan diberikan kepada mereka yang memiliki jasa besar dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara.

Seorang pahlawan berjoeang bertindak atas dasar cinta pada tanah air dan siap berkorban demi bangsa dan negara.

Banyak orang mungkin belum mengetahui alasan Hari Pahlawan diperingati setiap 10 November.

Tanggal ini dipilih untuk mengenang pertempuran bersejarah di Surabaya pada 10 November 1945.

Melalui Keputusan Presiden (Kepres) No. 316 Tahun 1959, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Pahlawan.

Singkatnya Hari Pahlawan 10 November 1945 bermula diambil dari peristiwa pertempuran di Surabaya, yang terjadi akibat kedatangan tentara sekutu, terdiri dari tentara Inggris dan Belanda (NICA), ke Kota Surabaya pada 25 Oktober 1945.
Kehadiran sekutu awalnya bertujuan untuk mengamankan para tawanan perang dan melucuti senjata tentara Jepang.

Pada 27 Oktober 1945, NICA yang dipimpin Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sother Mallaby memasuki wilayah Surabaya dan langsung mendirikan pos pertahanan. Pasukan yang didominasi tentara Inggris menyerbu penjara dan membebaskan tawanan perang yang ditahan oleh pihak Indonesia.

Mereka juga memerintahkan masyarakat Indonesia untuk menyerahkan senjata. Namun, perintah tersebut ditolak tegas oleh rakyat Indonesia. Pada 28 Oktober 1945, pasukan Indonesia yang dipimpin Bung Tomo melancarkan serangan ke pos-pos pertahanan Sekutu, dan berhasil merebut sebagian titik penting pertahanan musuh di Surabaya.

Meskipun gencatan senjata telah disepakati pada 29 Oktober, bentrokan bersenjata tetap terjadi antara warga Surabaya dan pasukan Inggris. Puncak pertempuran ini ditandai dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby pada 30 Oktober 1945, yang tentu saja memicu kemarahan pihak Inggris.

Tepat pada pagi tanggal 10 November, tentara Inggris melancarkan serangan besar. Pasukan dan milisi Indonesia memberikan perlawanan sengit, sehingga Inggris merespons dengan mengeluarkan ultimatum. Ultimatum tersebut disampaikan oleh Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh, yang menggantikan posisi Mallaby.

Jenderal Eric Carden menuntut Indonesia untuk menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan terhadap pasukan Inggris. Jika tuntutan tersebut tidak dipatuhi, tentara AFNEI dan administras FC FCi NICA mengancam akan menggempur Kota Surabaya dari darat, laut, dan udara.

Ultimatum tersebut tidak digubris oleh para pemimpin perjuangan, arek-arek Surabaya, dan seluruh rakyat, sehingga Inggris melancarkan serangan besar-besaran ke Kota Surabaya dari berbagai arah. Mereka menggunakan kekuatan darat, laut, dan udara, yang memicu pecahnya pertempuran terbesar di Surabaya pada 10 November 1945.

Salah satu tokoh yang memiliki peran besar dalam membangkitkan semangat perlawanan rakyat Surabaya dalam pertempuran ini adalah Bung Tomo. Ia menginspirasi melalui siaran Radio Pemberontakan milik Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI).

Selain Bung Tomo, terdapat juga tokoh-tokoh berpengaruh yang turut menggerakkan rakyat Surabaya pada masa itu, beberapa di antaranya berasal dari kalangan agama, antara lain KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah, dan kyai-kyai pesantren lainnya.

Mereka juga mengerahkan santri-santri dan masyarakat sipil untuk bergabung dalam milisi perlawanan.

Tentu saja banyak pejuang yang gugur dan banyak pula warga yang menjadi korban dalam pertempuran tersebut.

Kondisi ini menyebabkan Kota Surabaya dikenang sebagai Kota Pahlawan, sebagai penghormatan atas perjuangan dan pengorbanan besar yang terjadi di kota Surabaya

Berdasarkan Kepres No. 316 Tahun 1959, peringatan peristiwa 10 November 1945 dujadikan sebagai Hari Pahlawan yang setiap tahun dirayakan.

Semangat pembangunan bangsa dan negara tercermin dalam upaya mewujudkan Asta Cita, dengan fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia secara berkelanjutan untuk menjaga dan memajukan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka.

Upaya ini dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sembari menghadapi tantangan perkembangan global.

Langkah ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, seperti sosial, ekonomi, budaya, dan politik, baik di tingkat nasional maupun internasional .

Semoga semangat peringatan hari pahlawan 10 Nopember 2024 ini mampu mendorong terciptanya pembangunan disegala bidang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, makmur sejahtera
Aamin. (Zen/Red)

Leave a Reply

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE