Berita

Zona TPA Degayu Kota Pekalongan Menyatu, Cegah Krisis Sampah Perlu Langkah Strategis


Penulis : admin

Zona TPA Degayu Kota Pekalongan Menyatu, Cegah Krisis Sampah Perlu Langkah Strategis

Keterangan Foto : Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Degayu Kota Pekalongan Sudah Diambang Krisis, Hampir Kesulitan Untuk Menampung Sampah Yang Masuk. Bahkan Zona 1, 2, dan 3 TPA Sudah Menyatu. Selasa (30/1/2024).

Kota Pekalongan, Pelopornews.co.id — Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Degayu Kota Pekalongan sudah diambang krisis, hampir kesulitan untuk menampung sampah yang masuk. Bahkan Zona 1, 2, dan 3 TPA sudah menyatu. Ketinggian sampah yang harusnya maksimal 15 meter bahkan sudah 25 meter.

Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan perlu menyusun strategi untuk mencegah krisis penangganan sampah. Tanpa antisipasi dan langkah-langkah strategis, diprediksi 1,5 sd 2 tahun ke depan TPA Degayu potensial tidak bisa lagi menampung sampah Kota pekalongan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Sri Budi Santoso (SBS) menyampaikan hal tersebut ketika meninjau kondisi TPA Degayu bersama timnya, Selasa (30/1/2024).

“Hari ini saya bersama tim melakukan peninjauan TPA untuk melihat kondisi terakhir TPA. Kondisi saat ini truk pengangkut sampah hanya bisa masuk di depan pintu gerbang atau depan penimbangan saja. Semua sampah ditumpah di sekitar gerbang TPA, karena semua jalan masuk dan yang memisahkan antar zona sudah tertimbun sampah semuanya,” terang SBS.

Pria yang belum lama menjadi Kepala DLH ini menjelaskan, dua tahun yang lalu menurut laporan, tahun 2022 jalan yang memisahkan antar zona masih bisa dilintasi, dan truk masih bisa masuk menuju dan membuang sampah di zona 1, 2 dan 3. Sekarang sudah tidak terlihat jalannya. Bahkan zona 1, 2, dan 3 sudah menyatu.

SBS menjelaskan bahwa, dari luasan TPA 5,8 hektare masih ada lahan kosong sebelah Selatan seluas 0,8 hektare. “Kita sebut saja ini zona 4. Zona 4 ini masih ada genangan air dan menyatu dengan tambah warga, sehingga belum dapat digunakan. Dibutuhkan rencana untuk pembatasan dan pengurugan zona 4 ini.,” beber SBS.

Melihat kondisi TPA yang sudah penuh, SBS mengimbau agar masyarakat Kota Pekalongan mengelola sampahnya dengan bijak. Sampai anorganik bisa dikumpulkan untuk dibawa ke bank sampah. “Sampah di Kota Pekalongan ini ada sehari lebih dari 150 ton, yang masuk ke TPA ini pertama harinya 120-135 ton. Jika warga Kota Pekalongan semakin bijak mengelola sampah maka sampah yang masuk ke TPA juga akan berkurang,” ungkap SBS.

Terkait langkah yang dilakukan Pemkot Pekalongan, disebutkan SBS, pertama, mengoptimalkan pengelolaan sampah di tingkat kelurauan melalui TPS3R. Kedua, menjaga kapasitas pelayanan pengelolaan sampah melalui peningkatan sarana prasarana persampahan yang ada (sarana angkutan, tps dll), dan Ketiga, pemkot akan membangun TPST di Pekalongan Selatan. Keempat, mengkaji untuk alternative kebijakan untuk meningkatkan kapasitas TPA dengan melakukan perluasan di zona 4.

Dan yang terpenting secara terus menerus melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat mengelola sampah secara bertanggungjawab sejak dari sumber sampah masing-masing (Laila/Edy)

Leave a Reply

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE