Lamongan, Pelopornews.co.id – Andy Firasadi Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur melaksanakan workshop peran agama menjaga kebhinekaan dalam menyambut pesta demokrasi, Kamis (02/11/2024), bertempat di Dusun To’an Pondok Pesantren Thou’an Lil Ma’ruf Desa Tenggerejo, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan.
Workshop kali ini dengan mengangkat tema peran agama menjaga kebhinekaan dalam menyambut pesta demokrasi tahun 2024.
Kegiatan tersebut, dihadiri Subeki selaku panitia bersama para santri, tokoh agama, tokoh masyarakat serta berbagai jamaah dari luar daerah.
Untuk menyambut pesta demokrasi serentak 2024, dan jangan mudah dimanfaatkan kelompok tertentu yang memicu perpecahan serta konflik dimasyarakat secara luas.
“Dalam perbedaan pendapat, pandangan dan pilihan adalah hal biasa dalam pesta demokrasi, kebhinekaan tunggal ika yang berarti meskipun berbeda-beda tapi tetap satu merupakan motto resmi negara republik Indonesia,” kata Politisi PDI Perjuangan ini.
Dalam kesempatan itu, KH. AG.Muhadazab Attori Khulwasakh selaku pengasuh pondok pesantren To’an menyampaikan, bahwa sejatinya dalam konsep kebhinekaan, islam sebagai agama mayoritas telah berhasil menyatukan berbagai suku yang tersebar di kepulauan nusantara dan menjadi salah satu dasar persatuan yang penting.
“Dan jika melihat kebelakang dalam sejarah indonesia, islam tidak hanya berfungsi sebagai agama penyangga statusku, tetapi juga sebagai agama untuk memobilisasi masa untuk mengerakan perubahan. Peran terakhir masih berlaku khususnya dalam peristiwa reformasi di indonesia,” ungkapnya.
Gus Muhadab menerangkan, Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi motto bangsa Indonesia, meskipun tidak lahir dari falsafah keislaman namun jika dikaji lebih dalam ternyata memuat nilai-nilai yang terkandung dalam Islam, sehingga jika seorang muslim merasa anti dengan kebhinekaan tentunya mereka belum paham tentang arti islam yang sebenarnya.
Selanjutnya, dalam Islam perbedaan merupakan sebuah fitrah manusia, pemaksaan terhadap sebuah perbedaan justru melanggar fitrah tersebut, apalagi melakukan kekerasan untuk memaksakan kehendak menjadi hal yang kontradiktif dengan makna Islam sendiri. menurut bahasa, kata Islam berarti tunduk, patuh, berserah diri, dan damai,” pungkasnya. (rid)