Surabaya, pelopornews.co.id — Hujan deras yang mengguyur Kota Surabaya pada Senin sore (10/11/2025) menyebabkan banjir di sejumlah titik. Genangan tertinggi terjadi di Jalan Nginden Intan Selatan, tepat di depan Kampus Stikosa AWS, dengan ketinggian air mencapai 30–50 sentimeter atau setinggi lutut orang dewasa.
Banjir juga merendam Jalan Klampis Jaya, Menur Pumpungan, hingga Manyar Tirtomoyo. Kondisi tersebut mengganggu lalu lintas dan membuat banyak sepeda motor mogok. Petugas BPBD Surabaya langsung turun ke lokasi membantu evakuasi kendaraan.
Penyebab utama banjir adalah luapan dua aliran sungai di kawasan tersebut yang tak mampu menampung volume air hujan. Meski saluran telah rutin dikeruk, curah hujan tinggi membuat air tetap meluap hingga menyentuh roda mobil.
Pemkot Siagakan 28 Mobil PMK dan Kebut Drainase
Menanggapi kondisi itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan bahwa Pemkot telah menyiapkan langkah darurat sejak awal musim penghujan.
“Kita keluarkan mobil-mobil PMK untuk mempercepat aliran air,” ujar Eri.
Sebanyak 28 unit mobil PMK disiagakan di titik-titik rawan banjir. Langkah ini menjadi solusi sementara sambil menunggu proyek drainase kota rampung.
Eri menegaskan, pengerjaan drainase menjadi prioritas utama. Hingga awal November 2025, progres proyek telah mencapai 70 persen, dengan target 90 persen selesai di akhir November dan sisanya rampung Desember.
“Insyaallah akhir November selesai semua. Kawasan seperti Pakal dan Dukuh Kupang yang dulu langganan banjir, sekarang sudah tidak,” tambahnya.
Kendala: Penolakan Warga dan Bangunan di Atas Saluran
Meski progres signifikan, tantangan tetap ada. Di Kecamatan Sukomanunggal, sebagian warga menolak pembangunan saluran baru.
“Tahun depan warga harus mau. Camat dan lurah harus meyakinkan mereka,” tegas Eri.
Dalam inspeksi mendadak di Jalan Tanjungsari, Eri menemukan rumah warga berdiri di atas saluran air.
“Kalau salurannya ditutupi rumah, gimana banjir bisa selesai?” ujarnya.
Ia memerintahkan camat dan LPMK setempat untuk menertibkan bangunan yang melanggar batas tanah dan melarang pembangunan jembatan pribadi yang mempersempit aliran air.
Perkuatan Infrastruktur dan Edukasi Warga
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya, Syamsul Hariadi, mengatakan pihaknya mengoperasikan 76 rumah pompa aktif, dan akan menambah lima unit lagi hingga akhir 2025. Fokus utama berada di wilayah selatan seperti Menanggal, Ahmad Yani, Ketintang, Karah, dan Rungkut Menanggal.
“Biasanya satu sampai dua jam sebelum hujan, kami sudah dapat peringatan dari BMKG, lalu menyalakan pompa dan menurunkan Satgas,” jelas Syamsul.
Ia menambahkan, sampah masih menjadi penyebab utama penyumbatan saluran, terutama di saluran Greges menuju Bozem Morokrembangan. Satgas kini disiagakan 24 jam dalam tiga shift untuk membersihkan saringan rumah pompa.
“Tanpa kesadaran masyarakat, upaya kami tidak akan efektif. Jangan buang sampah sembarangan,” imbaunya.
Banjir di Surabaya bukan bencana alam yang tak bisa diatasi, melainkan akibat tata ruang, tumpukan sampah, dan rendahnya kesadaran masyarakat.
Pemkot telah bergerak cepat melalui infrastruktur, teknologi, dan SDM. Kini, warga juga harus berperan aktif menjaga kebersihan dan mendukung pembangunan drainase agar Kota Pahlawan terbebas dari banjir.
saipul
