Berita

DPC PWDPI Sidoarjo Gelar “Pembekalan Dan Pelatihan Jurnalistik” Lebih Elegan Serta Profesional


Penulis : Redaksi Pelopornews

DPC PWDPI Sidoarjo Gelar “Pembekalan Dan Pelatihan Jurnalistik” Lebih Elegan Serta Profesional

Mojokerto, Pelopornews.co.id – Kini Jurnalis atau Wartawan banyak menemui berbagai tantangan. Mulai dari permasalahan Hukum, Penulisan, Pemotrean, dan Mental Awak Media itu sendiri. Di Era Digitalisasi ini, dituntut dalam kecepatan penayangan Berita, yakni menjadi Faktor Utama. Sehingga bagaimana seorang Jurnalis untuk mampu menghadirkan Berita yang Akurat, Cepat dan Berkualitas.

Oleh karena itu, untuk menyikapi hal tersebut, maka DPC PWDPI (Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia) Sidoarjo memberikan Pembekalan dan Pelatihan terhadap para Wartawan dan Wartawati terkait kebutuhan tersebut diatas, selama Dua hari mulai Sabtu Tanggal 26 Juli hingga Minggu Tanggal 27 Juli 2025.

Dengan harapan agar menjadi Jurnalis Profesional dan Proporsional, mampu menghadapi Tantangan Era Digitalisasi yang harus memiliki tentang Keahlian dan Pengalaman dalam Mengumpulkan, Mengolah, dan Menyajikan informasi kepada Publik melalui Karya Tulis.

Kegiatan Pembekalan dan Pelatihan ini dilakukan di Pondok Pesantren Penjaga Al, Qur’an atau Pondok Pesantren Jin dan Manusia Al Maghribi, Jalan Goa Putih, Dusun Tumpangsari, Gang 3, Desa Jiyu, Kutorejo, Mojokerto, Jawa Timur, selama 2 hari, yakni mulai hari Sabtu 26 hingga Minggu 27 Juli 2025.

Berikut materi Pembekalan dan Pelatihan Wartawan.

Narasumber pemateri Hukum, adalah Supono, S.H dengan materi terkait Pasal tentang Kode Etik Jurnalistik, dalam hal ini mengatakan, bahwa “Wartawan Indonesia harus bersikap independen, menghasilkan Berita yang Akurat, Kridebel dan Berimbang”.

Maka Wartawan harus mengikuti perihal Kode Etik Jurnalis (KEJ), kalau tidak mau Terjerat Hukum, contohnya seperti kejadian Rekan-rekan kita Jurnalis di Wilayah lain terseret ke Meja Hijau Pengadilan. Maka Wartawan tidak lagi sebebas yang dibayangkan, ada juga Wilayah Privasi, karena setiap instansi pasti mempunyai aturan dan kebijakan sendiri. Pemaparan Materi Hukum tersebut peserta setidaknya memahami mana yang Boleh dan Tidak Boleh dilakukan oleh seorang Jurnalis,” papar Supono, S.H.

Kedua sesi Materi Penulisan Jurnalistik.

Narasumber pemateri, adalah Andre Yuris yang juga Ketua AJI Surabaya. Dalam Pembekalan dan Pelatihan ini memaparkan terkait bagaimana Teknik Penulisan yang Benar, Baik dan tidak Melanggar Hukum serta Kode Etik Jurnalistik (KEJ).

Maka dalam pemaparannya, Wartawan harus memiliki Integritas dan Wawasan yang luas, serta memiliki Kemampuan untuk Menulis membuat Berita yang Jelas, Singkat, Tajam dan Menarik. Bahkan diharapkan penulisannya bisa membuka Mata Hati Publik terkagum – kagum atas uraian kata-perkata. Andre menambahkan, penulisan dengan Karya Digital atau AI tidak termasuk dalam katagori Karya Jurnalis meskipun hasilnya bagus.

“Karya Jurnalis meliputi Karya yang dihasilkan secara Original atau Asli dari hasil Melihat, Mendengar dan Menulis sendiri. Hal tersebut merupakan salah satu Ragam Bahasa Jurnalistik,” kata Andre.

Maka Jurnalis “Explainer” masih dalam pemateri yang sama dalam membahas seorang Jurnalis yang berfokus pada Penulisan Karya Tulis yang menjelaskan, bahwa suatu masalah secara mudah dipahami oleh Audien.

Bahkan mereka bertugas memberikan Konteks, Latar Belakang, dan Analisis.
Sehingga Materi tersebut sudah banyak diterapkan oleh banyak para Jurnalis baik Lokal maupun Internasional,” tegas Andre Yuris.

Selanjutnya pada pukul 20.00 WIB dilakukan sesi Materi Filosofi Jurnalistik dan digabungkan dengan Materi Senam Otak dan Senam Hati.

Berikut Narasumber yakni KH. Rakay Muhammad, S.Kom dari Pengasuh Pondok Pesantren Jin dan Manusia Al-Maghribi, Jalan Goa Putih, Dusun Tumpangsari Gg. 3, Desa Jiu, Kutorejo Mojokerto, Jawa Timur.

KH.Rakay Muhammad, S.Kom menyebut, Wartawan harus pakai Pikiran Jernih, pakai Hati Tulus dan Fokus Menulis, maka menggunakan Berita Hati yang Menulis inilah tidak boleh ditinggalkan, Kalau ditinggalkan, jelas tentang Karya Penulisan Berita tersebut tidak bagus dan tidak sesuai Fakta.

Jika penjelasan menyatu pakai Pikir dan Hati, artinya gerakan Tangan dengan enak tanpa disadari mengurai sejalan menyeimbangkan Pola Pikir dan Pola Hati sedang bekerja.

Bahkan dalam pembahasannya, bahwa seorang Jurnalis harus punya Jiwa Entrepreneur, maka tidak perlu melulu mencari Berita. Oleh karena itu Jurnalis harus punya cara bagaimana seorang Wartawan dapat menghasilkan uang, artinya BERKAS jadikan BERAS untuk Menghidupi Kehidupannya, sehingga kita harus Cerdas,” papar KH. Rakay Muhammad, S.Kom.

Kemudian di hari kedua Minggu, Materi Teknik Fotografi Jurnalistik.

Narasumber adalah: Pakar Fotografi Mamuk Ismuntoro seorang Fotografer Internasional, Wartawan Foto Media Nasional dengan segudang pengalaman di Dunia Fotografi.

Adapun sesi Materi Teknik Fotografi Jurnalistik adalah Materi penutup Gelar Pembekalan dan Pelatihan Jurnalistik.
Bahkan Materi ini sangat di tunggu oleh para peserta yang ikut.

Dalam pemaparan Materi Fotografi yang dipergunakan yaitu “Handphone” lebih banyak dipakai Praktek Wartawan dalam melakukan kegiatan Aksi mengabadikan atau Memotret menggunakan HP (Handphone) yang dimiliki.

Dimulai dalam Pengambilan Gambar (Foto), Pencahayaan dan Komposisi ISO yang ada dalam Handphone. Dalam hal ini merupakan bekal yang tidak bisa dilupakan. Karena Praktek Pemotretan ini langsung direspon atau di Review oleh para peserta, maka para peserta bisa mengetahui letak kekurangan dalam Penggunaan Handphone masing-masing para peserta.

Dengan demikian, harapan Panitia terhadap peserta yang berbagai Media, yang berbagai Latar-belakang pola gaya menjadi Jurnalis Profesional dan Proporsional yang dapat menyajikan informasi yang lebih Akurat, Objektif, dan Bermanfaat bagi Publik.

Sekilas penyajian Pembekalan dan Pelatihan yang diselenggarakan oleh DPC PWDPI Sidoarjo selama dua hari, yaitu Sabtu 26/7 hingga Minggu 27/7 tersebut sukses. Para peserta sangat antusias mengikuti sesi demi sesi tanpa ada keluhan.

Namun disisi lain panitia memohon maaf kepada para peserta, dikarenakan ada salah satu pemateri yang tidak bisa hadir, karena sedang menjalankan tugas kegiatan Senam Otak dan Senam Hati di Provinsi NTB (Nusa Tenggara Barat) yang agendanya mendadak.

Pemateri Enterpreneur Jurnalistik itu adalah Sang Motivator Internasional, Thanks Institute Indonesia, Penggagas Senam Otak dan Senam Hati Dr. Ketut Abid Halimi, S.Pd.I, M.Pd, C.Ht, C.Ps, maka dalam hal ini ia memohon maaf atas ketidak-hadirannya dan sekaligus untuk dikesempatan yang sama akan hadir.

Sang Motivator Internasional berterima kasih atas suksesnya Gelar Pembekalan dan Pelatihan di Pondok Pesantren Jin dan Manusia dengan para Wartawan, bahkan berharap agar para peserta dapat menindaklanjuti sebagaimana Wartawan Profesional dan Proporsional di Era Digitalisasi menuju Indonesia Emas, sekaligus Wartawan Jebolan Pondok Pesantren dan di Orbitkan melalui DPC PWDPI Sidoarjo mampu bersaing dan diperhitungkan dalam Etalase Pemberitaan,” tutur Dr. Ketut Abid Halimi, S.Pd.I, M.Pd, C.Ht, C.Ps.

Sementara Dewan Penasehat DPC PWDPI Sidoarjo Bertus L.R Lasut dalam kegiatan ini mengucapkan apresiasi dan berterimakasih kepada Panitia maupun Staff yang Bahu-membahu tak kenal Waktu, Lelah, Mencurahkan Tenaga, Pemikiran agar penyelenggaraan Gelar Pembekalan dan Pelatihan Jurnalistik dapat berjalan Aman serta Sukses.

Dewan Penasehat DPC PWDPI Sidoarjo berharap agar para peserta Pelatihan dapat mengikuti dan menyerap yang diberikan oleh pemateri, sehingga nanti sekembalinya dari Pondok Pesantren dapat diterapkan dalam tugas Liputan.

Bahkan memberikan petuah atau pesan terhadap para peserta, bahwa menjadi Wartawan Wajib untuk melakukan 4.M, M Pertama adalah Melihat, M ke Dua adalah Mendengar, M ke Tiga adalah Menulis.

Selanjutnya sangat Diharamkan kepada Wartawan masuk dalam Kategori 4 D, yaitu untuk D Pertama adalah DATANG, untuk D ke Dua adalah DUDUK, untuk D ke Tiga adalah DIAM dan untuk D ke Empat adalah DUIT.

Saya memohon kepada Panitia dan Staff DPC PWDPI melakukan Anev (Analisa dan Evaluasi) kegiatan Pembekalan dan Pelatihan tersebut. Nantinya beberapa bulan kedepan bisa melaksanakan giat lagi Pelatihan, Pra UKW atau UKW Tingkat Kabupaten maupun Provinsi,” pungkas Dewan Penasehat PDC PWDPI Sidoarjo Bapak Bertus L.R Lasut.

(Tim/Red).

 

Leave a Reply

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE