Pelopornews.co.id – Malang – Pantai Bajul Mati penuh dengan riuh pengunjung yang menanti Upacara Larung bersamaan dengan momen Lebaran Ketupat, para pengunjung Pantai tampak sudah memadati Pantai yang berlokasi di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, Minggu (30/04/2023).
Upacara Larung bertepatan dengan momen Lebaran Ketupat. Namun sebelum Melarung Sesajian, para Pengunjung bersama-sama Pemuka Adat mengucap doa kepada Tuhan, setelah itu mereka beramai-ramai melepaskan Sesajian ke Bibir Pantai.
Kondisi Ombak yang cukup Besar, sehingga petugas Larung lebih bekerja ekstra keras untuk dapat melepaskan Sesajian ke Laut. Makna dari Larung ini adalah, sebagai bentuk ungkapan Rasa Syukur kepada Sang Maha Kuasa.
“Larung ini punya Makna. Jika dilihat dari segi Budaya, adalah Uri-uri yang artinya merupakan Budaya Jawa. Leluhur kita itu kan tidak mau, Anak Cucu-nya Kelaparan, maka adanya kegiatan ini, masyarakat bisa Berjualan dan Mencari Nafkah untuk Keluarganya,” Terang Slamet Boncel usai Larung Sesaji dilaksanakan.
Boncel menambahkan, bahwa Sesaji yang Dilarung ini adalah Hasil Bumi. Diantaranya Ketupat, Ayam Jago, dan Buah-buahan. “Setiap Sesaji itu ada Maknanya. Melarung Ketupat di Laut itu, harapannya agar semua Kesalahan Umat Manusia akan ikut Terbawa Arus dan Menjauh dari Warga. Kalau Ayam Jago merupakan Simbol Lelaki, sebagai Pemimpin dalam masyarakat maupun Keluarga, Kalau Buah-buahan Maknanya, apa yang Kita Tanam di Dunia ini, akan di – Tuai (Di-Petik) di kehidupan selanjutnya,” Boncel Selaku Relawan PSR Pantai Selatan Rescue.
Di sisi lain, Tim PSR-Pantai Selatan Rescue, juga turut berpartisipasi dalam Melarung Sesaji. Kondisi Gelombang Ombak yang cukup Tinggi, jadi alasan Tim PSR dan Team BSTC saat membantu jalannya Prosesi Larung Sesaji tersebut hingga Kelaut.
Agar tidak terjadi timbulnya Korban, Danposal Sendang Biru Lettu Laut (P) Imam Mardi Santoso, S.Pd Mewanti-wanti Para Pengunjung untuk selalu mematuhi semua Instruksi Para Petugas SAR di Pantai.
Team Relawan Mumet M.Rina dan Kawan – kawan yang membantu persiapan Upacara Tradisi Larung Sesaji Ketupat tersebut mengatakan, bahwa kegiatan Larung Sesaji Ketupat yang di Laksanakan pada Hari Minggu Tanggal 30 April 2023 ini, adalah merupakan Tradisi Adat yang sangat Potensial untuk mendatangkan Wisatawan.
Larung Sesaji Ketupat seperti ini sudah menjadi Agenda Rutin Tahunan yang dilaksanakan di Pantai Watubolong Bajulmati, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Larung Sesaji ini digelar secara terbuka di Pantai Watu Bolong Bajulmati dan lebih meriah lagi yakni dengan Tema (Pawai Budaya Larung Sesaji Ketupat) yang artinya, saat ini yaitu masyarakat sudah bisa menyaksikan acara tersebut secara langsung.
Larung Sesaji Ketupat ini luar biasa, selain harapannya nantinya Pariwisata Kabupaten Malang bisa lebih terkenal dengan adanya kegiatan Adat seperti ini dan juga Potensi Ekonomi Masarakat bisa kita bangkitkan lagi,” kata salah satu anggota “Team Relawan Mumet”.
“Eko Lestari juga menjelaskan, bahwa Agenda Larung Sesaji Ketupat merupakan Agenda Tahunan yang digelar meriah, berbagai macam Hiburan Kesenian Daerah. Menurutnya, Ritual Adat Larung Sesaji Ketupat merupakan wujud Rasa Syukur Masyarakat di Pesisir Selatan, atas Hasil Alam Melimpah Ruah, berupa Tangkapan Ikan untuk Nelayan, maupun Hasil Panen Pertanian dan Peternakan.
“Larung Sesaji Ketupat adalah Budaya Adat Kearifan Lokal. Budaya ini yang harus kita Uri-uri ya. Supaya Anak Cucu kita nanti, bisa tahu, ini adalah salah satu Budaya yang harus Dilestarikan.
Dia menyampaikan ucapan terimakasih banyak kepada pihak yang telah Support (H.Sucipto, S.E), Kripik Singkong Cap Lumba – Lumba, WR-MEGA JAYA, H.Gunawan, Dimas Motor, Artanet, Kopas Prajurid, Netral Audio, DND Audio, Perum Perhutani. Terutama kepada Cak Wan, Juragan One audio, Desa Karang Anyar yang telah mem-Fasilitasi Sound Sistem-nya untuk jalannya Acara, serta mengadakan kegiatan Muter Sound di malam hari sebelum Pelaksanaan, dengan Tujuan dan Harapan. Panitia bisa mendapatkan Tambahan Dana dari hasil Parkir dari kegiatan Muter Sound tersebut untuk tercukupinya Anggaran Biaya jalannya acara tersebut,” kata Eko lestari.
(Bertus-CNT).