Pekalongan, Pelopornews.co.id — Sebuah video yang menampilkan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan, Ruben Prabu Faza, viral di media sosial dan menuai beragam reaksi. Dalam video tersebut, diduga terlihat bernyanyi bersama dua penyanyi wanita berpakaian seksi dalam sebuah acara hiburan.
Cuplikan tersebut menjadi perbincangan hangat, tidak hanya di kalangan warganet tetapi juga memancing kritik dari sejumlah pihak, termasuk LSM. Ketua LSM Barisan Rakyat Indonesia (BRI) Pekalongan, Agus Subekti, menyayangkan sikap pejabat publik tersebut yang dinilainya tidak mencerminkan etika dan tanggung jawab sebagai wakil rakyat dan aparat penegak hukum.
“Kami menilai tindakan tersebut mencederai citra lembaga yang diwakili. Apalagi dilakukan secara terbuka dan direkam hingga tersebar ke publik,” tegas Agus saat ditemui wartawan, Minggu (13/4/2025). Ia juga mendorong agar lembaga terkait segera memberikan klarifikasi dan menindak jika terbukti terjadi pelanggaran etika.
Menurut Agus, tindakan seperti ini rawan merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi publik, terlebih Kabupaten Pekalongan dikenal sebagai Kota Santri yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan religius.
Menanggapi polemik tersebut, Ruben Prabu Faza memberikan klarifikasi. Dilansir dari Pojokbaca.id, ia membenarkan bahwa dirinya berada dalam video tersebut. Ia menjelaskan, momen itu merupakan bagian dari acara halal bihalal komunitas motor trail Trabas Pekalongan, di mana ia juga menjabat sebagai ketua.
“Itu acara rutin komunitas kami. Setelah kegiatan trabas dan bakti sosial, biasanya ada hiburan santai dan makan siang bersama. Musik dan penyanyi diundang sebagai hiburan semata,” ujar Ruben, Sabtu (12/4/2025).
Ia menegaskan, tidak ada niat buruk ataupun perilaku yang menyimpang dalam acara tersebut. Mengenai penampilan penyanyi yang disebut “agak seksi”, Ruben menyebut hal itu di luar kendalinya dan menyoroti sudut pengambilan video yang menurutnya memperbesar kesan negatif.
“Yang bikin ramai karena sudut rekamannya menyorot penyanyinya terus. Kalau dilihat suasananya secara utuh, sebenarnya biasa saja,” imbuhnya.
Meski begitu, Ruben mengaku memahami jika sebagian masyarakat merasa keberatan. Ia pun menyampaikan permintaan maaf kepada publik dan menegaskan bahwa acara tersebut bersifat internal.
“Saya pribadi meminta maaf jika ada yang tersinggung. Tapi perlu diingat, ini bukan acara formal atau kegiatan dinas,” katanya.
Hingga berita ini dirilis, pihak DPRD Pekalongan belum memberikan pernyataan resmi terkait video tersebut. Sementara itu, warganet terbelah. Ada yang menganggap kejadian itu sebagai hiburan biasa di luar tugas negara, namun tak sedikit pula yang menilai bahwa pejabat tetap harus menjaga etika kapan pun dan di mana pun berada.(Edy/Ff)