Surabaya – Pelopornews.co.id – Situs Pertirtaan Jolotundo ini terletak di lereng barat Gunung Penanggungan, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Mojokerto, Jawa Timur. Sumber air ini berada di ketinggian kurang lebih 525 mdpl.
Pertirtaan Jolotundo diperkirakan dibangun ada tahun 997 M sebelum kerajaan Singasari berdiri. Konon pertirtaan ini dibangun untuk menyambut kelahiran Raja Airlangga, putra dari raja Udayana dengan Putri Guna Priya Darma, di tahun yang sama
Dari beberapa sumber lain, konon penamaan Jolotundo berasal dari kata “Jolo” berarti air dan “Tundo” berarti bertingkat, dimana secara keseluruhan berarti tempat yang memiliki air pancuran yang bertingkat.
Pada sisi lain juga dipercaya bahwa, air dari Petirtaan Jolotundo juga mengandung berkah, yang konon bisa menjadikan awet muda dan pembuang sial, serta mampu menetralisir berbagai macam penyakit bila diminum, hingga selain ritual mandi para pengunjung juga membawa sejumlah air tersebut untuk di bawa pulang.
Pertirtaan Jolontundo merupakan salah satu dari banyak warisan sejarah yang ditemukan di kota Mojokerto, yang selain menjadi destinasi wisata, tempat ini juga termasuk sebuah tempat khusus untuk para spiritualis, yang datang dari beberapa daerah, termasuk dari luar pulau Jawa, dan selalu dibuka selama 24 jam setiap harinya.
Sempat ditemui oleh awak media PELOPOR beberapa hari yang lalu dalam pekan ini, spiritualis dari kota Sragen, adalah Bp. Edy Susetianto, bersama istri Ibu Niken Trimeriani, yang tampak hadir di tempat tersebut bersama rombongan, yang salah satunya adalah putranya, serta kerabat lainnya.
Menjelaskan kehadiran nya di tempat tersebut, adalah dalam rangka spiritual menyatukan diri dengan alam semesta untuk sampainya pada spiritual yg lebih tinggi yaitu kepada Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus berpanjat do’a untuk para leluhur, sanak saudara dan kerabat, serta do’a untuk para pemimpin.
Juga di jelaskan bahwa, keduanya adalah pecinta warisan leluhur (situs sejarah peninggalan leluhur), dan kedatangannya di Petirtaan Jolotundo kali ini, adalah kunjungan yang kesekian kalinya yang sebelumnya telah di awali dari situs sejarah lainnya, dalam perjalanannya pada beberapa hari sebelumnya, untuk sebuah misi yang sama, paparnya.”RAHAYU”. (AgwaN69).