Mojokerto, Peristiwa

Petani Kota Mojokerto Mengeluh Tidak Bisa Menggarap lahan Pertaniannya Akibat Gorong-Gorong Adanya Kolam Retensi


Penulis : admin

Petani Kota Mojokerto Mengeluh Tidak Bisa Menggarap lahan Pertaniannya Akibat Gorong-Gorong Adanya Kolam Retensi

KOTA MOJOKERTO, Pelopornews.co.id – Sejumlah petani Kota Mojokerto yang menyewa di lahan tanah pertanian Balongrawe, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto gagal mengelolah lahan tanah pertaniannya dikarenakan masalah lahan pertaniannya selama beberapa tahun tergenang air sedalam lutut orang dewasa. Mereka mengeluh karena air tidak cepat surut yang terkendala di gorong-gorong yang menuju di kolam retensi yang bernama Bale Wilwatikta yang dibangun Pemkot Mojokerto dengan anggaran Rp 5,1 miliar pada 2023 dan proyek ini menjadi bagian dari upaya pengentasan banjir serta keberadaan waduk diandalkan untuk mengendalikan genangan air di wilayah kota.

Salah satu perwakilan dari petani, Misdi warga Sekarputih, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto mengatakan, Masalahnya Air ini khan kendalanya nggak bisa mengalir deras terus dan ketinggian air khan lebih dalam sini daripada yang di air sana.

“Ini kedalaman 50 cm dari tanah ke air terus di sana tanah itu hanya 20 cm selisih banyak jadi seharusnya ini 50 cm disana itu harusnya 60 cm, disamakan juga tidak apa apa 50-50 sudah sejajar. Kalau sini 50 cm sana kedalaman 20 cm ya otomatis khan ibaratnya kayak ada tanggul jadi air tidak bisa keluar cuman sedikit atau dangkal,” Ujar Misdi saat menerangkan ke awak media, Senin (24/2/25) siang.

Dijelaskannya, Sebelum ini belum dibangun dulu yah 2,3 hari sudah surut, itu masalahnya di gorong-gorong itu jadi kendalanya disitu.

“Harapan saya minta gorong-gorong itu didalamkan kalau bisa yah dikeruk dalam biar airnya seimbang jadi 2 hari sudah selesai dan bisa kering paling yah bisa beraktifitas,” Pintanya.

“Untuk tahun ini selama kurang lebih 3 tahun ini tidak cocok tanam sama sekali, kalau hari kemarau bisa disini dan itupun kesulitan air jadi dua-duanya itu. Tahun kemarin sudah lewat hampir 5 tahunan itu disini ada orang tani” Tandasnya.

Lahan pertanian petani yang tergenang air dan lokasi pintu air gorong-gorong yang tinggi menuju kolam retensi.

Sementara Nur Khalim, petani mempunyai lahan ditempat itu menerangkan, Ini saya sudah minta bantuan sama PU, dari situ dari gorong-gorong sudah di sampai ke pintu tutup bor itu sudah digali sama bego dalamnya 50 cm kali ditutup sama Pak Misdi.

“Lah permintaan petani cuma gorong-gorong itulah masalahnya kendala disitu. Sama petugas PU itu ngotot dikeruk secara manual, tadi sudah ada bukti dibawah ada warungnya itu manual aja tidak mampu akhirnya terpaksa saya bongkar warungnya akhirnya di bego,” Ucap Nur khalim.

Lanjutnya, Dan diulangi lagi dibawah gorong-gorong itu dimanual lagi akhirnya nggak mau sampai sekarang airnya tetap tergenang karena dangkal terlalu tinggi akhirnya alirannya tidak bisa deras.

“Nah alasannya yang kedua petugas PU, waktu di timurnya waduk itu ada bendungan apa itu batu, sudah saya selesaikan suruh bongkar sudah dibersihkan sama petani ternyata tetap aja airnya sama. Jadi tidak ada perubahan sama sekali, cuma harapan petani mintanya yang di gorong-gorong itu diselesaikan supaya petani semua bisa memproduksi lahan ini secepatnya,” Tegasnya.

Salah satu petani menunjukkan tempat permasalahan air tidak deras mengalir.

Ia juga menjelaskan, Ini luasnya kurang lebih 14, 5 hektar cuma ada berapa 30% yang sudah tertanam tapi ada yang korban kurang lebih setengah hektar itu tenggelam apalagi sekarang sudah 4 harian kena hujan terus tambah mau habis nanti.

“Untuk petani yang ngontrak ini kurang lebih ada 11-12 orang untuk lebih jelasnya untuk masalah kontraknya ke Pak Pi’i sama Pak Swis ini yang bertanggung jawab masalah lahan” Pungkas Nur Khalim.

Dan saat awak media bersama media lain mendatangi ke kelurahan Kedundung untuk memintai keterangan kepada Kepala Kelurahan tersebut, salah satu staf kelurahan mengatakan beliaunya sedang tidak ada ditempat dan masih berada diluar. (Hardi)

Leave a Reply

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE